Berbicara tentang kekerasan pada anak, tidak hanya menyoal kekerasan fisik tetapi juga kekerasan verbal. Kebanyakan orang lebih tertarik untuk membahas kekerasan fisik sebab penanganannya dalam segi hukum lebih mudah, karena ada bukti nyata yang nampak secara fisik. Padahal dampak yang ditimbulkan dari kekerasan verbal lebih besar pengaruh negatifnya pada anak dalam jangka panjang, terutama bagi perkembangan mental yang memepengaruhi pembentukan karakter dan kepribadian anak.
Pelaku kekerasan verbal pada anak biasanya justru malah orang-orang terdekat yang sebenarnya memiliki tanggung jawab besar dalam tumbuh kembang anak, seperti orang tua, guru, keluarga, dan orang-orang di lingkungan sekitar sang anak. Sebenarnya orang-orang tersebut memiliki niat baik untuk mendidik, tapi tanpa disadari, penggunaan bahasa dan penyampaian yang tidak tepat malah dapat menyakiti perasaan anak. Hal inilah yang kemudian berdampak negatif bagi perkembangan mental anak.
Kebiasaan orang dewasa seperti mencela, meremehkan, membentak, meneriaki, menakut-nakuti, memberi label negatif pada anak, dan sebagainya dapat mengikis kepercayadirian anak bahkan parahnya bisa menyebabkan gangguan psikologis yang menghambat kemampuan dasarnya sebagai manusia.
Anak yang terbiasa mengalami kekerasan verbal bisa tumbuh menjadi anak yang sensitif, agresif, dan pemberontak. Selain mempengaruhi konsep diri dimana anak akan mempersepsikan dirinya sebagaimana lingkungan melabelinya, anak-anak juga bisa meniru apa yang dilakukan orang dewasa kepada mereka termasuk melakukan tindak kekerasan. Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan karena anak-anaklah yang kelak akan menjadi penerus bangsa. Apa jadinya jika generasi bangsa memiliki karakter dan kepribadian yang buruk?
Oleh karena itu, dalam menangani kekerasan verbal pada anak, bukan tindakan hukum yang diperlukan, melainkan dengan menumbuhkan kesadaran pada diri kita selaku orang yang lebih dewasa tentang bagaimana memperlakukan anak-anak dengan baik. Misalnya dalam mendisiplinkan anak, penjatuhan sanksi atas kesalahan yang diperbuat oleh anak memang dibutuhkan, tetapi juga sebaiknya dibarengi dengan pemberian penghargaan ketika sang anak melakukan perbuatan baik sehingga tumbuh karakter anak yang bertanggung jawab. Mencari tahu alasan anak melakukan kesalahan dan memahami apa yang dibutuhkan anak juga sangat diperlukan. Selain itu, kita juga harus memperbaiki perilaku kita agar menjadi contoh yang baik untuk anak. Karena cara mendidik terbaik adalah dengan menjadi teladan yang patut ditiru.