Resume kegiatan Parenting Day
Selasa, 11 Oktober 2022
Di RA Al-Akhyar
Oleh Sumi Suhartinah, M.Pd.
Bismillaahirrahmaanirrahiim...
"Tidaklah seorang anak terlahir kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanya-lah yang menjadikan mereka sebagai Yahudi, Nasrani, dan Majusi." (HR. Muslim)
Setiap anak terlahir bersama dengan fitrahnya masing-masing. Fitrah yang lurus serta memiliki keunikan dan karakteristik yang dibawanya masing-masing. Kemudian orangtualah yang memiliki peran untuk menuntun anak kepada fitrahnya selama masa tumbuh kembang mereka. Menuntun anak untuk menjadi dirinya sendiri diantara begitu banyak keragaman yang mengelilingi mereka. Maka dikatakan termasuk sebuah kedzaliman jika orang tua saling memperbandingkan anak-anaknya.
Anak usia dini (0–6 tahun) berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Pada usia tersebut fase otak anak bekerja seperti spons atau kamera yang menyerap dan merekam segala informasi dari lingkungannya dengan mudah (absorment mind). Sehingga diperlukan stimulasi yang tepat supaya anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Respon atau hasil dari stimulus yang diberikan pada usia ini tidak muncul seketika melainkan terserap dan terekam dalam alam bawah sadar anak sehingga akan mulai tampak saat mereka beranjak remaja bahkan sampai dewasa.
Sembilan puluh persen potensi kecerdasan anak berkembang pada usia dini (bukan sebatas kecerdasan intelektual tetapi juga kecerdasan emosional, spiritual, sosial, dan sebagainya).
⚫ Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan potensi tersebut diantaranya:
1. Memberikan gizi yang cukup bagi anak
Dalam hal ini, penerapan feeding rules menjadi penting terutama pada anak yang sulit makan atau pilih-pilih makanan supaya asupan gizi anak tetap seimbang.
2. Mengajak anak bermain
Masa anak-anak adalah masanya bermain. Ketika bermain, secara tidak langsung anak belajar tentang satu atau banyak hal. Pada saat inilah orang tua memiliki peran untuk memperjelas informasi abstrak yang diterima oleh anak melalui pendampingan.
3. Menyentuh anak
Sentuhan merupakan salah satu bentuk ekspresi yang mudah dicerna oleh anak. Sentuhan lembut seperti usapan atau pelukan ditangkap oleh otak anak sebagai ekspresi kasih mendalam dan afeksi.
4. Melakukan interaksi dengan teman sebaya
Bagi anak usia dini, bertemu dengan teman sebaya esensinya setara dengan kebutuhan primer seperti kita yang butuh makan dan minum.
⚫ Berikut ini merupakan pokok pendidikan yang perlu ditanamkan sejak anak usia dini:
1. Pendidikan Akidah
Akidah merupakan pokok yang paling utama bagi seorang muslim. Berikan penjelasan kepada anak sesuai dengan kemampuan berpikir anak, seperti meyakinkan bahwa Allah yang menciptakan kita semua, meyakinkan bahwa Allah selalu menjaga kita, meyakinkan bahwa Allah selalu melihat kita meskipun kita tidak bisa melihat-Nya.
2. Pendidikan Akhlak
Pada era sekarang ini mulai marak dijumpai degradasi moral sehingga pendidikan akhlak menjadi salah satu hal yang jelas sekali urgensinya. Karakter dan kepribadian yang membentuk seseorang merupakan akumulasi pendidikan akhlak yang ditanamkan sejak dini. Contoh sederhananya dengan membiasakan penerapan kata "maaf, tolong, terima kasih, dan permisi".
3. Pendidikan Fisik
Stimulasi fisik anak memiliki pengaruh terhadap perkembangan otak mereka. Contohnya merangkak, berenang, dan bersepeda dapat menstimulasi tulang punggung yang berkaitan dengan konsentrasi dan fokus anak.
4. Pendidikan Rasio atau Nalar
Hal ini berkaitan dengan kognisi atau proses anak dalam memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalamannya sendiri (termasuk kesadaran, perasaan, dan sebagainya).
5. Pendidikan Psikologi
Dalam lingkup ini kita perlu menanamkan emosi yang baik pada anak, seperti mengajarkan empati, responsif, dan mengekspresikan emosi sesuai tempatnya.
6. Pendidikan Sosial
Usia 4–5 tahun merupakan fase sosial tingkat I bagi anak. Seperti telah disampaikan sebelumnya, kebutuhan anak untuk berinteraksi dengan teman sama pentingnya dengan kebutuhan makan dan minum. Anak perlu diarahkan untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan sosial. Jika pada usia ini anak tidak mau lepas dari orang tua inti (ayah/ibu) sehingga menghambat interaksi sosialnya maka perlu diwaspadai terdapat masalah kelekatan yang tidak wajar.
7. Pendidikan Seksual
Pendidikan seksual sederhana yang dapat diberikan pada anak usia dini diantaranya, pengenalan batasan-batasan antara laki-laki dan perempuan; apa saja yang dimiliki laki-laki dan apa yang dimiliki perempuan, apa yang boleh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain selain ibunya, tempat tidur terpisah, serta pengenalan ruang privasi.
⚫ Adapun metode pendidikan yang dapat diterapkan diantaranya:
1. Keteladanan
2. Pembiasaan
3. Nasehat
4. Pemberian perhatian
⚫ Berikut ini merupakan beberapa fakta tambahan:
• Emosi anak mudah berubah; rasa marah dan sedihnya tidak berkepanjangan.
• Anak punya kemampuan menyelesaikan masalah maka jangan mudah menjustifikasi perilaku anak.
• Anak butuh lebih banyak mengeksplorasi lingkungan.
• Anak merupakan individu yang utuh maka berhentilah menganggap anak sebagai "manusia setengah" dan "tidak tahu apa-apa"
• Nada bicara yang tinggi seperti sentakan dapat merusak gelombang otak anak sehingga memarahi dengan meneriaki dapat menyebabkan putusnya jaringan sel otak anak.
• Paparan sinar biru pada gadget juga dapat merusak gelombang otak, serta bersifat komunikasi satu arah menjadikan anak kurang responsif.
• Jangan selalu memandang negatif terhadap anak karena anak masih terus berkembang.
• Televisi yang selalu menyala, penggunaan gadget yang berlebihan, serta berbicara terlalu cepat menjadi faktor hambatan bicara pada anak (speech delay)
• Konsep golden age bisa jadi hanya "angka di atas kertas". Pada kenyataannya, sejak dan sampai berapapun usia anak, orang tua perlu menjadi versi yang terbaik dalam menerapkan pengasuhan terhadap anak sepanjang hidupnya.
• Mengatasi kecanduan gadget pada anak perlu kerjasama antara orang dewasa yang ada di sekitar anak. Contohnya dengan tidak menggunakan gadget di hadapan anak, melakukan permainan fisik, dan mengajak anak berkomunikasi.
• Meningkatkan daya ingat anak dengan melakukan review tentang hal-hal yang sudah dilakukan oleh anak dan memancing anak untuk mendeskripsikan informasi apa saja yang telah diterimanya.
Perlu kembali ditekankan tentang begitu berpengaruhnya pola asuh orang tua terhadap tumbuh kembang anak sehingga efeknya akan terbawa sampai anak dewasa. Perlu dipahami juga bahwa memang tidak mudah menjadi orang tua terutama keterkaitannya dalam pola asuh anak sehingga diperlukan kebijaksanaan dan kerendahhatian untuk mau terus belajar.
Semoga kita semua selalu diberi petunjuk dan kemudahan dalam mendidik dan mengasuh anak yang telah dititipkan oleh Tuhan Yang Mahaesa, serta anak-anak kita diberkahi sebagai anak yang shaleh dan qurrota a'yun.
Aamiin yaa rabbal'alamin...
Wallahul muwaffiq ilaa aqwamit-thariq.
Cimahi, 12 Oktober 2022
Fitria Wulandari
Baca juga tulisan serupa
MasyaaAllah tabarakallah❤️
BalasHapusKerren bu ulan👍🤩
❤
BalasHapusBarakallahu fiik🤍
BalasHapus