Untitle | Sajak
Aku laksana bulan.
Lelaki itu bagai matahari di musim semi
Memberi kehangatan bagi jiwa yang lengang
Membuatku berharap dengan harapan yang sebenarnya tanpa isi
Belakangan, sinarnya serasa sendu
Terhalang oleh kumpulan awan berwarna kelabu
Oh, pertanda apakah ini?
Sialnya, senja datang terlalu cepat saat aku belum sempat menerka jawabannya
Kulihat bayangnya semakin menipis di ufuk hari
Redup dan semakin redup
Aku tersentak saat sinarnya benar-benar hilang ditelan hitamnya malam
dan tiba-tiba rasa ngilu datang menyergap bagai beludru yang mengoyak jiwa
Oh, lihatlah, betapa menyedihkanya bulan ini..
Dia..
lelaki itu..
Matahari yang tak pernah bisa diraih oleh Sang Bulan
0 komentar:
Posting Komentar