Rabu, 12 Oktober 2022

Resume | Pendidikan dan Pola Asuh Pada Anak Usia Dini

Resume kegiatan Parenting Day 
Selasa, 11 Oktober 2022
Di RA Al-Akhyar
Oleh Sumi Suhartinah, M.Pd.

Bismillaahirrahmaanirrahiim...

"Tidaklah seorang anak terlahir kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanya-lah yang menjadikan mereka sebagai Yahudi, Nasrani, dan Majusi." (HR. Muslim)

Setiap anak terlahir bersama dengan fitrahnya masing-masing. Fitrah yang lurus serta memiliki keunikan dan karakteristik yang dibawanya masing-masing. Kemudian orangtualah yang memiliki peran untuk menuntun anak kepada fitrahnya selama masa tumbuh kembang mereka. Menuntun anak untuk menjadi dirinya sendiri diantara begitu banyak keragaman yang mengelilingi mereka. Maka dikatakan termasuk sebuah kedzaliman jika orang tua saling memperbandingkan anak-anaknya.

Anak usia dini (0–6 tahun) berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Pada usia tersebut fase otak anak bekerja seperti spons atau kamera yang menyerap dan merekam segala informasi dari lingkungannya dengan mudah (absorment mind). Sehingga diperlukan stimulasi yang tepat supaya anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Respon atau hasil dari stimulus yang diberikan pada usia ini tidak muncul seketika melainkan terserap dan terekam dalam alam bawah sadar anak sehingga akan mulai tampak saat mereka beranjak remaja bahkan sampai dewasa.

Sembilan puluh persen potensi kecerdasan anak berkembang pada usia dini (bukan sebatas kecerdasan intelektual tetapi juga kecerdasan emosional, spiritual, sosial, dan sebagainya).

Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan potensi tersebut diantaranya:

1. Memberikan gizi yang cukup bagi anak
Dalam hal ini, penerapan feeding rules menjadi penting terutama pada anak yang sulit makan atau pilih-pilih makanan supaya asupan gizi anak tetap seimbang.

2. Mengajak anak bermain
Masa anak-anak adalah masanya bermain. Ketika bermain, secara tidak langsung anak belajar tentang satu atau banyak hal. Pada saat inilah orang tua memiliki peran untuk memperjelas informasi abstrak yang diterima oleh anak melalui pendampingan.

3. Menyentuh anak
Sentuhan merupakan salah satu bentuk ekspresi yang mudah dicerna oleh anak. Sentuhan lembut seperti usapan atau pelukan ditangkap oleh otak anak sebagai ekspresi kasih mendalam dan afeksi.

4. Melakukan interaksi dengan teman sebaya
Bagi anak usia dini, bertemu dengan teman sebaya esensinya setara dengan kebutuhan primer seperti kita yang butuh makan dan minum.

Berikut ini merupakan pokok pendidikan yang perlu ditanamkan sejak anak usia dini:

1. Pendidikan Akidah
Akidah merupakan pokok yang paling utama bagi seorang muslim. Berikan penjelasan kepada anak sesuai dengan kemampuan berpikir anak, seperti meyakinkan bahwa Allah yang menciptakan kita semua, meyakinkan bahwa Allah selalu menjaga kita, meyakinkan bahwa Allah selalu melihat kita meskipun kita tidak bisa melihat-Nya.

2. Pendidikan Akhlak
Pada era sekarang ini mulai marak dijumpai degradasi moral sehingga pendidikan akhlak menjadi salah satu hal yang jelas sekali urgensinya. Karakter dan kepribadian yang membentuk seseorang merupakan akumulasi pendidikan akhlak yang ditanamkan sejak dini. Contoh sederhananya dengan membiasakan penerapan kata "maaf, tolong, terima kasih, dan permisi".

3. Pendidikan Fisik
Stimulasi fisik anak memiliki pengaruh terhadap perkembangan otak mereka. Contohnya merangkak, berenang, dan bersepeda dapat menstimulasi tulang punggung yang berkaitan dengan konsentrasi dan fokus anak.

4. Pendidikan Rasio atau Nalar
Hal ini berkaitan dengan kognisi atau proses anak dalam memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalamannya sendiri (termasuk kesadaran, perasaan, dan sebagainya).

5. Pendidikan Psikologi
Dalam lingkup ini kita perlu menanamkan emosi yang baik pada anak, seperti mengajarkan empati, responsif, dan mengekspresikan emosi sesuai tempatnya.

6. Pendidikan Sosial
Usia 4–5 tahun merupakan fase sosial tingkat I bagi anak. Seperti telah disampaikan sebelumnya, kebutuhan anak untuk berinteraksi dengan teman sama pentingnya dengan kebutuhan makan dan minum. Anak perlu diarahkan untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan sosial. Jika pada usia ini anak tidak mau lepas dari orang tua inti (ayah/ibu) sehingga menghambat interaksi sosialnya maka perlu diwaspadai terdapat masalah kelekatan yang tidak wajar.

7. Pendidikan Seksual
Pendidikan seksual sederhana yang dapat diberikan pada anak usia dini diantaranya, pengenalan batasan-batasan antara laki-laki dan perempuan; apa saja yang dimiliki laki-laki dan apa yang dimiliki perempuan, apa yang boleh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain selain ibunya, tempat tidur terpisah, serta pengenalan ruang privasi.

Adapun metode pendidikan yang dapat diterapkan diantaranya:
1. Keteladanan
2. Pembiasaan
3. Nasehat
4. Pemberian perhatian

Berikut ini merupakan beberapa fakta tambahan:
• Emosi anak mudah berubah; rasa marah dan sedihnya tidak berkepanjangan. 
• Anak punya kemampuan menyelesaikan masalah maka jangan mudah menjustifikasi perilaku anak.
• Anak butuh lebih banyak mengeksplorasi lingkungan.
• Anak merupakan individu yang utuh maka berhentilah menganggap anak sebagai "manusia setengah" dan "tidak tahu apa-apa"
• Nada bicara yang tinggi seperti sentakan dapat merusak gelombang otak anak sehingga memarahi dengan meneriaki dapat menyebabkan putusnya jaringan sel otak anak.
• Paparan sinar biru pada gadget juga dapat merusak gelombang otak, serta bersifat komunikasi satu arah menjadikan anak kurang responsif.
• Jangan selalu memandang negatif terhadap anak karena anak masih terus berkembang.
• Televisi yang selalu menyala, penggunaan gadget yang berlebihan, serta berbicara terlalu cepat menjadi faktor hambatan bicara pada anak (speech delay)
• Konsep golden age bisa jadi hanya "angka di atas kertas". Pada kenyataannya, sejak dan sampai berapapun usia anak, orang tua perlu menjadi versi yang terbaik dalam menerapkan pengasuhan terhadap anak sepanjang hidupnya.
• Mengatasi kecanduan gadget pada anak perlu kerjasama antara orang dewasa yang ada di sekitar anak. Contohnya dengan tidak menggunakan gadget di hadapan anak, melakukan permainan fisik, dan mengajak anak berkomunikasi.
• Meningkatkan daya ingat anak dengan melakukan review tentang hal-hal yang sudah dilakukan oleh anak dan memancing anak untuk mendeskripsikan informasi apa saja yang telah diterimanya.

Perlu kembali ditekankan tentang begitu berpengaruhnya pola asuh orang tua terhadap tumbuh kembang anak sehingga efeknya akan terbawa sampai anak dewasa. Perlu dipahami juga bahwa memang tidak mudah menjadi orang tua terutama keterkaitannya dalam pola asuh anak sehingga diperlukan kebijaksanaan dan kerendahhatian untuk mau terus belajar.

Semoga kita semua selalu diberi petunjuk dan kemudahan dalam mendidik dan mengasuh anak yang telah dititipkan oleh Tuhan Yang Mahaesa, serta anak-anak kita diberkahi sebagai anak yang shaleh dan qurrota a'yun.
Aamiin yaa rabbal'alamin...

Wallahul muwaffiq ilaa aqwamit-thariq.


Cimahi, 12 Oktober 2022
Fitria Wulandari

Resume | Mengenal Karakteristik Anak untuk Mengikat Hatinya


Resume kegiatan Orientasi Teknis Prasiaga (Bagian I)
Sabtu, 23 Juli 2022
Di Cibabat Park, Cimahi

Perspektif tentang anak menurut DR. Saleeby (Ethycal Society, London) bahwa anak itu ...

1. Bukan orang dewasa yang kecil
Anak merupakan individu yang utuh, berkembang sesuai tahapan berdasarkan usianya; bukan versi miniatur dari orang (berdaya-pikir) dewasa.

2. Bukan sehelai kertas putih
Anak membawa identitas dan naluri masing-masing. Berhentilah berpikir bahwa anak tidak bisa dan tidak mengetahui apa-apa.

3. Mempunyai keganjilan sendiri-sendiri
Barangkali yang dianggap wajar oleh orang dewasa terlihat ganjil bagi anak-anak, pun sebaliknya yang dianggap wajar oleh anak mungkin terlihat ganjil bagi orang dewasa. Jadi kita tidak bisa menjustifikasi dan memperbandingkan "perbedaan mereka".

4. Memiliki kekurangan pengalaman
Kurang pengalaman tidak sama dengan "tidak tahu apa-apa". Karena kurang pengalamannya, menjadi wajar jika anak melakukan kesalahan. Perlunya pengarahan dalam proses bertambahnya pengalaman anak.

5. Mempunyai rangka bentuk jiwa masing-masing
Anak itu unik dan otentik. Kita hanya perlu mengaktifkannya sehingga anak tumbuh dan berkembang menjadi dirinya sendiri, bukan sebagai duplikasi orang tua atau orang lain. Berhentilah membanding-bandingkan.

Jika kita mengingat pada jalan pikiran kita sendiri sewaktu kita masih anak-anak maka kita akan dapat mengerti lebih baik mengenai perasaan dan kebutuhan anak-anak.

Sifat anak berdasarkan naluri bawaannya:
1. Humor
Pada dasarnya anak memiliki selera humor tersendiri sehingga apa yang dianggapnya lucu akan terus dianggap lucu dan ditertawakan terlepas dari benar atau salah.

2. Punya kecerdasan, keberanian dan kepercayadirian
Biarkan anak melakukan dan menyelesaikan apapun dengan berani dan percaya diri. Kritik yang dilontarkan secara spontan terus menerus akan memudarkan rasa berani dan percaya diri anak.

3. Gemar hal-hal yang gempar
Pada dasarnya anak memiliki kecenderungan padahal-hal yang heboh dan meriah sertamenggemparkan, sehingga dianggap "pembuat onar" oleh orang dewasa.

4. Setia dan mudah terikat hatinya
Saat anak sudah jatih hati pada sesuatu maka mereka akan mengikatkan diri pada hal tersebut. Contohnya teman kesayangan, guru kesayangan, bantal kesayangan.

Perbedaan kode etik orang dewasa dengan anak-anak:

• Kode etik orang dewasa cenderung ...
Aman
Tenang
Sopan
Damai
Serius

• Kode etik anak-anak cenderung ...
Berisiko
Ribut-ribut
Kegemparan
Konflik
Humor

Anak akan setia pada dunianya dengan kode etiknya.

Cara mengikat hati anak berdasarkan karakteristiknya:

1. Memberikan sesuatu yang dapat menarik perhatiannya
2. Menjadi sahabatnya
3. Peka terhadap pola perilaku dan keadaan sehari-harinya
4. Melakukan permainan yang menerapkan self discipline
5. Menghargai, menghormati, dan mempercayai anak

Pada dasarnya semua orang dilahirkan cerdas. Semua orang datang ke dunia dalam keadaan sudah mengetahui segala sesuatu yang perlu mereka ketahui untuk mewujudkan tujuan kedatangan mereka ke dunia ini. Tapi tidak semua orang datang ke dunia memiliki peran yang sama. Karena itu, ada orang-orang yang kelihatannya lebih cerdas dalam hal tertentu sehingga yang lainnya cerdas dalam hal yang berbeda.

Tidak ada yang namanya "orang biasa-biasa saja". Setiap orang istimewa, setiap orang luar biasa, setiap orang mempunyai bakat dan keterampilan, serta memiliki kemampuan-kemampuan unik.