Sabtu, 22 November 2014

Cerpen | Catatan Alfiyah Bersampul Merah

Humaira Habibi. Nama yang indah, senang mengenalmu. Kau tahu, saat bulan lalu setelah kau memilihku untuk menjadi sahabatmu, perasaanku menjadi seperti ladang bunga di tengah musim semi. Kau membawaku ke kamarmu. Terdapat sebuah rak kayu yang tidak terlalu besar terisi penuh oleh buku-buku dan kitab berkertas kuning. Hingga akhirnya kau menempatkanku untuk berbaring diatas kasur tipis di samping tempatmu tidur.
***
“Humaira, cepat!!” teriakan seorang perempuan yang berdiri menunggumu di depan pintu menggema untuk yang kedua kalinya, menyuruhmu untuk bergegas.
“Iya, sebentar..” balasmu dengan suara yang mampu memekakan telingaku. Kemudian kau menarikku dengan tergesa-gesa hingga detik berikutnya kurasakan tubuhku berguncang karena kau berlari semakin cepat menuju kelas.