Dua ribu dua puluh menjadi tahun tak terkata. Tidak banyak hal baru yang diraih, malah kami dipaksa untuk melepas. Impian-impian yang diharapkan, resolusi di awal tahun, serta rencana rencana yang sudah dirancang, menjadi perkara yang harus ditunda atau malah terpaksa dikubur dalam-dalam.
Dua ribu dua puluh adalah tahun tak terkata. Dibuka dengan derasnya hujan yang menyebabkan genangan banjir membludak dimana-mana, disusul oleh wabah penyakit jenis baru yang membutuhkan waktu lama untuk reda. Banyak hal yang harus direlakan membuat kami dipaksa untuk belajar tentang melepas kehilangan.
Dua ribu dua puluh merupakan tahun tak terkata. Beberapa pekerja terpaksa kehilangan mata pencaharian, kebutuhan sosial masyarakat dibatasi sebab pandemi, ekonomi seakan dikebiri, hingga manusia dihadapkan dengan puncak kehilangan berupa kematian.
Dua ribu dua puluh itu tahun tak terkata. Banyak duka, luka, dan kecewa, hingga hari-hari seakan berlalu begitu saja, juga maut yang seolah dipercepat. Ini tahun tak terkata, yang dibuka dengan sambutan paling haru, kemudian ditutup oleh kisah yang pilu.
Namun di balik segala suram, seperti ungkapan Gus Candra Malik, "Betapa pun fana, dunialah kini rumah kita". Di tahun tak terkata ini, ada begitu banyak hikmah yang bisa dipetik.
Cimahi, 16 Desember 2020
0 komentar:
Posting Komentar