Jumat, 26 Mei 2023

Resume | Implementasi Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan PAUD/RA Bagian 2: Capaian Pembelajaran

Resume Kegiatan Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka Kelompok Kerja Guru Raudhatul Athfal Cimahi Tengah
Hari/tanggal: Senin-Selasa, 22-23 Mei 2023
Tempat: RA Raudhatul Banat, Cimahi
Pemateri: Hj. Siti Zakikiyah, M. Pd.

Bismillahirrohmannirrohiim

Pada bagian sebelumnya telah disebutkan bahwa dalam konteks pendidikan anak usia dini, merdeka belajar itu adalah merdeka bermain. Melalui bermain, anak-anak menampilkan hal-hal yang mereka ketahui tentang dunianya yang memberikan kesempatan yang tepat bagi pendidik atau orang tua/wali untuk menstimulasi anak mengambil langkah berikutnya atau mencoba tantangan berikutnya agar mereka belajar lebih banyak. Seperti yang dikutip dari pernyataan Ki Hajar Dewantara, "Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu." Pada konsep ini, pendidik berperan sebagai "tukan kebun" yang merawat berbagai macam tanaman yang hasilnya sesuai dengan jenis benihnya masing-masing, dan bukan sebagai "pabrik kayu" yang menghasilkan produk serupa.

Guna mengimplementasikannya memerlukan pengajaran sesuai capaian atau tingkat kemampuan peserta didik dengan cara mengenal peserta didik dalam hal potensi, karakteristik, kebutuhan, dan keunikan anak untuk mencapai capaian pembelajaran yang diharapkan.

● Sekilas Mengenai Prinsip Pembelajaran
1. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan;
2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat;
3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik;
4. Pembelajaran yang relevan, yaktu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks lingkungan dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra;
5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.

Capaian Pembelajaran

Capaian Pembelajaran merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase. Pada fase pondasi, yakni tingkat PAUD/RA, capaian pembelajaran bertujuan untuk memberikan arah yang sesuai dengan usia perkembangan pada semua aspek perkembangan anak sehingga kompetensi pembelajaran yang diharapkan dicapai anak pada akhir PAUD/RA dapat dipahami dengan jelas agar anak siap mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya.

Lingkup capaian pembelajaran di PAUD/RA dikembangkan dari tiga elemen stimulasi yang terintregrasi dari enam aspek perkembangan anak, yaitu nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, sosial emosional, bahasa, dan nilai Pancasila. Tiga elemen stimulasi yang dimaksud, antara lain: 1) Nilai Agama san Budi Pekerti; 2) Jati Diri; 3) Dasar-Dasar Literasi, Matematika, Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Seni.

Lingkup Capaian Pembelajaran di Raudhatul Athfal

1. Nilai Agama dan Budi Pekerti
Mencakup kemampuan dasar-dasar agama (akidah, akhlak karimah, al-Quran dan al-Hadis, ibadah, cerita islami, serta pengenalan Bahasa Arab secara sederhana).
Dengan harapan, anak percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, mulai mengenal dan mempraktikkan ajaran pokok sesuai dengan agama dan kepercayaannya; anak berpartisipasi aktif dalam menjaga kebersihan, kesehatan, dan keselamatan diri sebagai bentuk rasa sayang terhadap dirinya dan rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Esa; anak menghargai sesama manusia dengan berbagai perbedaannya dan mempraktikkan perilaku baik dan berakhlak mulia; anak menghargai alam dengan cara merawatnya dan menunjukkan rasa sayang terhadap makhluk hidup yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

2. Jati Diri
Mencakup pengenalan jati diri anak Indonesia yang sehat secara emosi dan sosial, berlandaskan Pancasila yang Rahmatan lil 'Alamiin serta memiliki kemandirian fisik.
Dengan harapan, anak mengenali, mengekspresikan, dan mengelola emosi diri serta membangun hubungan sosial secara sehat; anak mengenal dan memiliki perilaku positif terhadap diri dan lingkungan (keluarga, sekolah, masyarakat, negara, dan dunia) serta rasa bangga sebagai anak Indonesia yang berlandaskan Pancasila; anak menyesuaikan diri dengan lingkungan, aturan, dan norma yang berlaku; anak menggunakan fungsi gerak (motorik kasar, halus, dan taktil) untuk mengeksploras dan memanipulasi berbagai objek dan lingkungan sekitar sebagai bentuk pengembangan diri.

3. Dasar-Dasar Literasi, Matematika, Sains, Teknologi, Rekayasan, dan Seni
Mencakup kemampuan memahami berbagai informasi dan berkomunikasi serta berpartisipasi dalam kegiatan pramembaca.
Dengan harapan, anak mengenali dan memahami berbagai informasi, mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara lisan, tulisan, atau menggunakan berbagai media serta membangun percakapan; anak menunjukkan minat, kegemaran, dan berpartisipasi dalam kegiatan pramembaca dan pramenulis; anak mengenali dan menggunakan konsep pramatematika untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari; anak menunjukkan kemampuan dasar berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif; anak menunjukkan rasa ingin tahu melalui observasi, eksplorasi, dan eksperimen dengan menggunakan lingkungan sekitar dan media sebagai sumber belajar, untuk mendapatkan gagasan mengenai fenomena alam dan sosial; anak menunjukkan kemampuan awal menggunakan dan merekayasa teknologi serta untuk mencari informasi, gagasan, dan keterampilan secara aman dan bertanggung jawab; anak mengeksplorasi berbagai proses seni, mengekspresikannya serta mengapresiasi karya seni.
• Elemen ke tiga ini biasanya disalahartikan sebagai kegiatan calistung secara tekstual praktis. Namun pada dasarnya di tingkat PAUD/RA, dasar-dasar literasi ini adalah tentang bagaimana menyiapkan anak supaya mampu menerima dan memahami informasi dari suatu "bacaan" sehingga dapat mengkomunikasikannya.

Singkatnya dalam KMA No. 347 Tahun 2022 deskripsi capaian perkembangan anak antara lain:
1. Mengenal dan percaya kepada Allah swt.,Tuhan Yang Maha Esa, mengenal ajaran pokok agama, dan menunjukkan sikap menyayangi dirinya, sesama manusia serta alam sebagai ciptaan Allah swt., melalui partisipasi aktif dalam merawat diri dan lingkungannya;
2. Mengenali identitas diri, mengetahui kebiasaan di keluarga, sekolah, dan masyarakat, mengetahui dirinya merupakan bagian dari warga Indonesia, serta mengetahui keberadaan negara lain di dunia;
3. Mengenali emosi, mampu mengendalikan keinginannya sebagai sikap menghargai keinginan orang lain, dan mampu berinteraksi dengan teman sebaya;
4. Mengenali serta menghargai kebiasaan dan aturan yang berlaku, serta memiliki rasa senang terhadap belajar, menghargai usahanya sendiri untuk menjadi lebih baik, dan memiliki keinginan untuk berusaha kembali ketika belum berhasil;
5. Memiliki daya imajinasi dan kreativitas melalui eksplorasi dan ekspresi pikiran atau perasaannya dalam bentuk tindakan sederhana atau karya yang dapat dihasilkan melalui kemampuan kognitif, afektif, rasa seni, serta keterampilan motorik halus dan kasarnya;
6. Mampu menyebutkan alasan, pilihan, atau keputusannya, mampu memecahkan masalah sederhana, serta mengetahui hubungan sebab akibat dari suatu kondisi atau situasi yang dipengaruhi oleh hukum alam;
7. Mampu menyimak, memiliki kesadaran akan pesan teks, alfabet dan fonemik, memiliki kemampuan dasar yang diperlukan untuk menulis (coretan/goresan), memahami instruksi sederhana, mampu mengutarakan pertanyaan dan gagasannya serta mampu menggunakan kemampuan bahasanya untuk bekerja sama;
8. Memiliki kesadaran bilangan, mampu melakukan pengukuran dengan satuan tidak baku, menyadari adanya persamaan dan perbedaan karakteristik antar objek, serta memiliki kesadaran ruang dan waktu;
9. Memiliki kemampuan bersikap, berperilaku akhlakul karimah dan moderat melalui keteladanan yang dicontohkan dalam kehidupan sehari-hari pada lingkup keluarga yang berdasar pada pemahaman ulama yang sahih dari al-Quran dan Hadis yang termanifestasikan pada akidah sebagai dasar dorongan beramal, dengan fikih sebagai basis ketentuan beribadah dan bermuamalah, yang mengambil pelajaran dari sejarah peradapan Islam sebagai inspirasi yang bijaksana.

Contoh alur tujuan pembelajaran
Bersambung ke Bagian 3: Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil 'Alamin

Kamis, 25 Mei 2023

Resume | Implementasi Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan PAUD/RA Bagian 1

Resume Kegiatan Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka Kelompok Kerja Guru Raudhatul Athfal Cimahi Tengah
Hari/tanggal: Senin-Selasa, 22-23 Mei 2023
Tempat: RA Raudhatul Banat, Cimahi
Pemateri: Hj. Siti Zakikiyah, M. Pd.

Bismillahirrohmannirrohiim

"Kurikulum Merdeka adalah Kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan potensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik."

Kurikulum pendidikan sifatnya dinamis dan kerap berubah. Hal ini bisa terjadi selain dikarenakan pergantian kebijakan dalam lingkup sistem pemerintahan, tentunya juga karena perlunya disesuaikan dengan kemajuan zaman yang juga sangat dinamis. Pada Kurikulum 2006 ada pada penekanan KTSP. Kemudian pada kurikulum 2013 penekanan ada pada pendekatan saintifik dan penilaian otentik. Sementara pada kurikulum Merdeka merupakan pemekaran dari Kurikulum 2013 (pendekatan saintifik dan penilaian otentik) namun ditekankan pada merdeka bermain dan merdeka belajar.

• Sekilas mengenai pendekatan saintifik dan penilaian otentik
▪︎ Pendekatan saintifik menerapkan metode 5M (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengkomunikasikan)
▪︎ Peserta didik mengamati informasi yang disampaikan oleh guru -> Peserta didik memberikan pertanyaan pemantik -> Peserta didik mengumpulkan informasi tambahan -> Peserta didik melakukan penalaran terhadap informasi yang diterimanya -> Peserta didik mengkomunikasikan hasil penalarannya.
▪︎ Karakteristik pendekatan saintifik ini bertujuan supaya peserta didik mampu mengembangkan nalar kritisnya kemudian kemudian mengkomunikasikannya pada sekitar dengan berbahasa secara lisan.
▪︎ Pendekatan saintifik tidak berorientasi pada metode ceramah (guru memberikan informasi secara langsung) tetapi guru sebagai fasilitator yang memiliki peran untuk menggali potensi anak. Dalam hal ini anak tidak dipandang sebagai "gelas kosong", melainkan subjek pembelajar yang sudah memiliki "bermacam-macam isi di dalam gelasnya" untuk kemudian dikembangkan sesuai dengan potensi yang dimiliki.
▪︎ Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara faktual yang diamati pada saat pembelajaran dan bukan berupa asumsi belaka, bukan juga hasil evaluasi melalu ujian.

Kembali pada Implementasi Kurikulum Merdeka, terdapat arah perubahan kurikulum dari yang sebelumnya, diantaranya:
1. Struktur kurikulum yang lebih fleksibel; jam pelajaran ditargetkan untuk dipenuhi dalam satu tahun
2. Fokus pada materi yang esensial; Capaian Pembelajaran diatur per fase, bukan per tahun
3. Memberikan keleluasaan dalam menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik
4. Aplikasi yang menyediakan berbagai referensi untuk dapat terus mengembangkan praktik pengajaean secara mandiri dan berbagi praktik baik.
Intinya, Kurikulum Merdeka memiliki prinsip Be Simple, Make It Simple. Buat jadi sederhana tanpa melupakan esensi.

Terdapat pula keunggulan dari Kurikulum Merdeka, diantaranya:
1. Lebih Sederhana
Fokusnya ada pada materi yang esensial dan pengembangan potensi peserta didik pada fasenya. Belajar menjadi lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru dan menyenangkan
2. Lebih Merdeka
Bagi peserta didik, tidak ada program peminatan (tingkat SMA), peserta didik dapat memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya);
Bagi guru, kegiatan mengajar disesuaikan dengan tahap capaian dan perkembangan peserta didik;
Satuan pendidikan memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.
3. Lebih Relevan dan Interaktif
Pembelajaran melalui kegiatan proyek memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual, misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya, untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.

Pada tingkat satuan PIAUD/RA Implementasi Kurikulum Merdeka memiliki karakteristik kekhasan dan ruh madrasah, antara lain:
1. Perspektif ibadah berdimensi ukhrowi
2. Hubungaan guru-anak diikat dengan mahabbah fillah
3. Pandangan 'ainurrahmah
4. Hati nurani sebagai sasaran utama
5. Akhlak di atas ilmu pengetahuan

Dalam konteks pendidikan anak usia dini, merdeka belajar artinya merdeka bermain, yang mana anak melakukan sesuatu atas inisiatifnya sendiri, dapat berdiri di atas kakinya sendiri (mandiri), dan anak berperan untuk memimpin diri sendiri. Satuan pendidikan tingkat PAUD/RA ada pada fase pondasi (4-6 tahun), yang berorientasi pada membangun karakter, pengenalan konsep, pembentukan adab dan akhlak.

Pembelajaran di PAUD/RA memiliki karakteristik yang memandang setiap anak itu unik dan memiliki potensi masing-masing yang memungkinkan untuk dikembangkan melalui stimulasi lewat permainan dan pembelajaran yang disediakan oleh pendidik, dengan terlibat dalam percakapan sehari-hari, pemberian tantangan, pengembangan keterampilan motorik, sosial, nilai moral, berbahasa lisan, serta kemampuan anak untuk secarq produktif memikirkan dan mrngeksplorasi lingkungan. Sebab bagi anak, pengajaran terbaik adalah melalui pengalaman. Dalam hal ini, terdapat beberapa karakter spesifik yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Mendukung terbentuknya kesejahteraan diri (well-being) anak
2. Menghargai dan menghormati anak
3. Mendorong rasa ingin tahu anak
4. Menyesuaikan dengan usia, tahap perkembangan, minat, dan kebutuhan anak
5. Memberikan stimulasi secara holistik integratif
6. Memberikan tantangan, bimbingan, dan dukungan pada pembelajaran tiap anak melalui percakapan dan interaksi bermakna dengan tiap anak
7. Melibatkan keluarga sebagai mitra
8. Memanfaatkan lingkungan dan teknologi sebagai sumber belajar 
9. Menggunakan penilaian otentik (penilaian yang diperoleh bersamaan dengan berlangsungnya proses pembelajaran.