Rabu, 18 Mei 2016

Agent of Change dan Sampah yang Terlantar



Agent of Change,” katanya
Tapi saat nongkron, dengan santai menghisap lintingan tembakau
Tak mau peduli orang lain punya hak hirup udara bersih
Setelahnya, puntung rokok dilempar, diinjak, ditinggal pergi
Oh, malangnya...

“Ingin wujudkan revolusi,” katanya
Bungkus permen saja masih dibuang di mana-mana
Ketika ditegur, tak ada tong sampah yang dekat, alasannya
Padahal kurang dari tujuh meter ada tong bertuliskan organik-anorganik
Huh, dasar pemalas! Revolusi dulu, lah, mental kalian!

“Kami insan kademisi,” katanya
Tapi saat
sedang berjalan, nemu sampah di jalan, bukannya dipungut, malah ikut menumpuk timbunan
Ikut-ikutan dalam kesesatan
Sudah tahu salah, tapi dilakukan
Bukankah itu namanya pembodohan?

Menuntut pemerintah yang tak kunjung tanggulangi banjir
“Pemerintah tak becus!” katanya
Padahal sendirinya belum becus merantasi kotoran sendiri
Dan petugas pengangkut sampah dicerca pula
saat menagih iuran bulanan

kalau sampah bisa bicara, mungkin mereka akan berdemo:
“Mana tanggung jawabmu pada kami?
Kau telantarkan kami di sembarang tempat!
maka jangan salahkan kami,
Jika kelak air bah datang mewakili untuk menegur kalian”

Lingkungan tanggung jawab setiap orang
Tak ada alasan menelantarkan sampah
Bukankah kebersihan sebagian dari iman?
Jika ‘agen perubahan’ enggan toleransi lingkungan,
Jangan saling menyalahkan jika kelak si air bah datang!
Sungguh memprihatinkan...

0 komentar:

Posting Komentar