Tempatku berada begitu temaram.
Terbata-bata layaknya si buta yang mengeja lentera.
Aku masih terbata; mengeja tentang kewajiban, tentang hak, tentang asas, tentang acuan yang kadang berstandar ganda;
Tentang makna.
Adakah harapan dalam jelaga yang menikam?
Berharap datang selaksa cahaya.
Oh, bagaimana cara menafsirkannya?
0 komentar:
Posting Komentar