Rabu, 06 November 2024

Kepada: Seorang Teman yang Pulang Duluan

Assalamu'alaikum, Ri...
Bagaimana keadaanmu di sana? Sudah hampir setahun kamu pergi, dan aku masih saja begini.
Tiba-tiba sekali, ya. Tiba-tiba aku ingat kamu. Saat sedang membuka file-file foto lama untuk mengosongkan memori, muncul tangkapan layar instastory terakhirmu sebelum pulang. Membuatku teringat padamu.

Barangkali kita memang tidak seberapa dekat untuk dikatakan sahabat, –karena masih ada teman lain yang kutahu lebih dekat dan lebih mengetahui tentangmu. Tapi bisa mengenalmu sebagai teman sekelas selama empat tahun buatku sangat berkesan.

Beberapa memori yang masih melekat tentangmu diantaranya saat mengetahui bahwa kita sama-sama menyukai hal-hal tentang kepenulisan dan boygrup Korea, juga tetangga kosan. Kita sama-sama bergabung dalam forum dan komunitas menulis di jurusan, meskipun pada akhirnya aku memilih keluar duluan, hehe. Kemudian soal boygrup Korea, kupikir aku akan berhenti menjadi kpopers saat masuk bangku perkuliahan, tapi ternyata belum waktunya pensiun saat mengetahui kamu juga menyukai tentang itu. Kita sama-sama menjadi gila seperti remaja puber saat menonton Wanna One.

Aku juga ingat kamu sangat menggemari fotografi. Kuakui kamu memang berbakat dalam hal itu. Kamu juga selalu mengajukan diri untuk mengabadikan momen saat kita sedang bermain dengan teman-teman yang lain. Aku masih menyimpan hasil foto yang kamu abadikan saat kita-kita berada di Babakan Siliwangi. Selain karena hasil jepretanmu cantik, momen itu juga sangat membekas bagiku.

Oiya, saking suka dan berbakatnya, kudengar setelah lulus kamu juga menekuni bidang fotografi secara profesional. Keren sekali. Kudengar dari teman yang lain, kamu baru saja membeli kamera baru yang kamu inginkan dan berencana mengerjakan proyek baru dengannya. Tapi siapa sangka ternyata itu rencana terakhirmu yang belum sempat terlaksana.

Tidak banyak yang kuketahui secara langsung darimu. Aku lebih banyak mengetahui tentangmu dari teman-teman yang lain. Bahkan soal rasa sakit fisik dan batin yang kamu tanggung selama ini. Aku baru mengetahui penyakit yang kamu derita ternyata separah itu setelah kamu sudah tidak menderita lagi. Saat aku bertanya tentang WhatsAppstory-mu, kamu hanya menjawab bahwa kamu baik-baik saja dan mengatakan bahwa kamu sudah tidak lagi bersamanya.

Aku cukup terkejut karena kupikir itu semua cuma rumor. Saat itu aku bingung harus menanggapi apa. Aku tidak ingin mengorek terlalu dalam karena menyadari bahwa kamu mungkin tidak akan nyaman membicarakannya denganku karena kita tidak sedekat itu. Aku ingat kamu hanya meminta untuk didoakan agar penyakitmu disembuhkan dan agar diberi keputusan yang terbaik untuk kalian bagaimanapun.

Saat ini kamu sudah tidak merasakan sakit lagi, kan? Aku mendengar cerita tentang perjuangan dan kesulitan yang kamu lalui selama berusaha untuk bertahan. Sangat melelahkan, ya? Jujur, buatku juga hidup ini sangat melelahkan. Tapi kamu sudah hebat, Ri. Kupikir kamu sudah bisa beristirahat sekarang.

Di tempat peristirahatanmu yang sekarang, bagaimana keadaanmu, Ri? Apakah lebih baik dari sebelumnya? Apakah lebih baik dibanding dunia yang melelahkan ini? Al-Fatihah untukmu agar kamu bisa beristirahat dengan tenang, agar kamu tidak lagi kesakitan, serta agar kamu diberkahi kenikmatan dan kebaikan. Juga Al-Fatihah untuk orang-orang tersayang yang juga pulang duluan.

Semoga kita bisa bertemu lagi, ya, di tempat penuh kenikmatan saat aku menyusulmu pulang nanti...

Allahummaghfirlaha, warhamha, wa 'afiha, wa'fu 'anha...


Cimahi, 6 November 2024

Kamis, 09 Mei 2024

Akhir Tahun yang Lelah

Di penghujung tahun, orang-orang lelah dengan kehidupannya, atau mungkin rutinitasnya, atau bisa juga pekerjaannya, atau idealismenya, atau mimpi-mimpinya, atau ekspektasinya, atau harapan yang ditanggungkan kepadanya, atau malah dengan dirinya sendiri.
Dari sekian banyak emosi yang ingin diluapkan, kiranya hanya sebuah kalimat "nggak apa-apa" yang dibutuhkan.
Nggak apa-apa, seenggaknya kamu sudah berusaha.
Nggak apa-apa, ada waktunya kamu merasa lelah.
Nggak apa-apa, ada saatnya kamu merasa lemah.
Ada masanya kita merasa nggak berguna.
Nggak apa-apa, sekarang kamu merasa seperti ini.
Nggak apa-apa, nanti juga kita bisa melewatinya.
Seperti yang sudah-sudah, nanti juga kamu nggak apa-apa...


Cimahi, 29 Desember 2022

Perempuan yang Menggenggam Bara

Perempuan itu ternyata masih menggenggam bara.
Apinya memang sudah padam,
tapi puntungnya masih berasap.
Perciknya memang sudah redup,
tapi letupnya masih mencabik.

Perempuan itu ternyata masih menggenggam bara.
Seperti api memakan sekam,
terbakar dalam redam,
terdiang menjadi arang.
Sampai tak bersisa, sampai binasa.


Cimahi, 25 Juli 2022

Resume | Materi Kegiatan Workshop Pendidikan di Era Digital Membangun Generasi Emas dan Halal Bihalal IGRA Kota Cimahi

Resume Materi Kegiatan Workshop Pendidikan di Era Digital Membangun Generasi Emas dan Halal Bihalal IGRA Kota Cimahi
Selasa, 30 April 2024
di Cimahi Techno Park
Oleh Ir. Hj. Diah Utami Muhammad, M.T.

Bismillaahirrahmaanirrahiim

● Berdasarkan Konvensi Hak Anak PBB Tahun 1989, ada 10 hak yang harus diberikan untuk anak kita:
    1.   Hak untuk bermain
    2.   Hak untuk mendapatkan pendidikan
    3.   Hak untuk mendapatkan perlindungan
    4.   Hak untuk mendapatkan nama (identitas)
    5.   Hak untuk mendapatkan status kebangsaan
    6.   Hak untuk mendapatkan makanan
    7.   Hak untuk mendapatkan akses kesehatan
    8.   Hak untuk mendapatkan rekreasi
    9.   Hak untuk mendapatkan kesamaan
    10. Hak untuk memiliki peran dalam pembangunan 

● Sekolah Ramah Anak
Guna memenuhi serta menghargai hak-hak anak, dan memberikan perlindungan anak dari kekerasan, pemerintah mewujudkan Sekolah Ramah Anak yang menjadi salah satu upaya dalam pemenuhan hak dan perlindungan anak selama berada di sekolah.

Konsep Sekolah Ramah Anak antara lain:
Bersih
Aman
Ramah
Indah
Inklusif
Sehat
Asri
Nyaman

Apakah sekolah kita sudah layak menjadi Sekolah Ramah Anak?
Hal ini berhubungan tidak hanya dengan kuantitas tapi juga kualitas waktu yang digunakan anak di sekolah.
Pada sekolah yang bermutu, hampir separuh tugas pendidikan anak terselesaikan, utamanya pada pembekalan life skills anak.
Terdapat keterkaitan life skills dengan pandangan tentang tuhan, pandangan tentang hidup, proses, serta emosi.

Orang tua di rumah akan terbantu apabila selama di sekolah setidaknya anak-anak:
    1. Mendapatkan pendidikan life skills yang baik, baik secara akademis, keterampilan, maupun budi pekerti;
    2. Berolah raga tidak hanya teori tetapi juga praktik nyata;
    3. Beragama tidak hanya teori tetapi juga praktik nyata;
    4. Mendapatkan asupan nutrisi yang sehat dan cukup;
    5. Mempraktikkan budi pekerti yang luhur;
    6. Berwawasan kebangsaan dan cinta tanah air; dst.

● Menurut David R. Howkins (2021:11), terdapat korelasi antara level kesadaran dengan problem sosial
Berdasarkan statistiknya, level kesadaran berpengaruh terhadap level pengangguran, level kemiskinan, level kebahagiaan, hingga level kriminalitas.
Semakin tinggi level kesadaran, semakin tingga pula level kebahagiaan, dikarenakan semakin rendah level pengangguran, level kemiskinan, dan level kriminalitas.
Guna menumbuhkan kesadaran pada anak sejak dini, kita sebagai orang dewasa perlu membiasakan diri terlebih dahulu untuk selalu berpikir jernih dan solutif.

Menanamkan Semangat dan Harapan Positif itu Penting dalam Kolaborasi Membangun Generasi Emas
Pada beberapa kasus, terdapat individu yang mengenyam pendidikan sama tetapi mendapatkan hasil yang berbeda. Hal tersebut salah satunya dipengaruhi oleh semangat dan dorongan yang berbeda pula.

Contohnya pada kisah katak dalam tempurung. Induk katak mengasumsikan kehidupan di luar tempurung itu terlalu mengerikan dan terlalu sulit untuk dihadapi sehingga tidak memiliki harapan untuk bisa keluar dan memilih tetap berasa disitu. Kemudian ia menanamkan pikiran semacam itu juga kepada anak-anak katak. Pada akhirnya, katak-katak tersebut merasa sudah cukup dengan berada di dalam tempurung tanpa pernah mencoba keluar untuk sekadar melihat atau memiliki harapan bahwa di luar bisa saja tidak seburuk yang dipikirkan atau bahkan lebih indah dari yang dibayangkan.

Sebagai orang tua kita perlu memberikan semangat dan dorongan positif kepada anak untuk berani bercita-cita dan berusaha meraihnya. Tunjukkan pada anak bahwa ada berbagai macam hal di dunia ini yang bisa dirasakan, dialami, dan diraih oleh mereka. Jangan biarkan anak terkungkung dalam pikiran yang penuh kekhawatiran, ketakutan, dan perasaan rendah diri. Buka hati dan pikiran, gantungkan cita-cita setinggi mungkin, serta tentunya selalu diiringi dengan memohon petunjuk dan pertolongan dari Allah, sebab Hak Allah tidak memiliki batasan.

● Kemampuan setiap anak manusia tidak memiliki batasan (no limit). Itu yang dinamakan potensi. Guna memaksimalkan potensi yang dimiliki, harus terus mengasah kemampuannya. Jangan pernah menganggap remeh kemampuan anak. Sekecil apapun kelebihannya itu merupakan progres di masa perkembangannya.

Terdapat Istilah "Butuh Orang Sekampung untuk Membesarkan Seorang Anak"
Guru dan orang tua harus bersinergi dalam proses pendidikan anak sehingga seiring sejalan. Perlu adanya komitmen dan keterlibatan berbagai pihak tersebut dalam upaya memenuhi hak-hak dan kebutuhan anak. Tanggung jawab tidak bisa hanya dibebankan pada salah satu pihak saja.

Contoh, dalam visi sekolah menjadikan pribadi mandiri dan berdaya saing di masa depan. Yang menjadi target/sasaran adalah anak sehat lahir batin (tidak stunting; tidak mengidap PTM, PMS, dsb; tidak pernah menjadi korban KDRT/perundungan; tidak broken home; dsb). Orang tua dan guru perlu mengetahui betul cara mencapai tujuannya,  misalnya dengan menerapkan pola dan budaya makan sehat sejak dini, olahraga bukan sebagai teori tapi praktik sehari-hari, dan lain-lain.
Demi mencapai visi, misi, dan tujuan tersebut, perlu didukung oleh penegakan aturan main yang konsisten dan disiplin di sekolah, serta kerjasama orang tua dalam membentuk budaya yang diinginkan terjadi seiring sejalan berkelanjutan di rumah.

Ternyata untuk membangun generasi emas itu dipengaruhi oleh banyak hal kompleks. Semoga Allah selalu memberi kita petunjuk dan pertolongan dalam upaya mendidik dan memelihara amanah dari-Nya.
Aamiin yaa rabbal'alamin...

Wallahul muwaffiq ilaa aqwamit-thariq.


Baca juga tulisan lainnya di sini👇
                                             Mutiara Berjelaga