Minggu, 01 Desember 2013

Sajak Pagi Desember



Kedamaian yang menyeruak saat kulihat matahari mulai tersenyum meski gumpalan kapas yang disebut awan menutupi membuat sinarnya sedikit redup. Sang Nopember telah berlalu tergantikan oleh Desember yang mulai merayap menyisir rongga waktu yang telah ditentukan. Sementara itu jala asa semakin kubentangkan walau ada rasa diselimuti lelah, namun tetap kulapisi dengan rajutan do`a agar tak hancur terdesak oleh embun yang masih setia melekat disetiap pucuk dedaunan. Hingga tak terasa bulir putih di kelopak mata kian mendesak ke sudut yang membuatnya tak mampu menahan aliran sungai kecil yang mulai mengalir dengan tenangnya melewati kedua belah pipi dan akhirnya jatuh juga pada tempatku bersimpuh mendamba Ridho dari Sang Pemilik nyawa...

0 komentar:

Posting Komentar